Di tengah maraknya isu tenaga kerja asing di Indonesia, HARITA Nickel yang terdiri dari PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP) dan PT Megah Surya Pertiwi (PT MSP) sebagai salah satu perusahaan yang memiliki pemegang saham asing, tetap menjaga identitasnya sebagai perusahaan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 73.
Corporate Communication HARITA Nickel, Hen Roliya mengatakan, upacara pengibaran bendera merah putih ini merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan seluruh karyawan di perusahaan sebagai bentuk penghormatan bagi negara dan juga penghargaan bagi jasa para pahlawan bangsa yang rela berkorban demi kemerdekaan Republik Indonesia. Selain karyawan dari Indonesia, upacara juga dihadiri oleh pimpinan perusahaan yang berasal dari Cina.
“Mereka sengaja mengikuti upacara sebagai bentuk rasa hormat mereka untuk Indonesia yang tengah merayakan hari kemerdekaannya yang ke 73 tahun ini,” ujar Hen Roliya di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Jumat (17/8).
Selain upacara, para karyawan juga mengadakan berbagai perlombaan untuk memeriahkan HUT RI ini seperti tarik tambang, turnamen badminton, dan sebagainya. Tema yang diangkat untuk HUT tahun ini yakni Harita Merah Putih. “Kami ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa meskipun MSP sebagian investasi dari luar negeri tetapi kami masih tetap Merah Putih,” kata wanita yang akrab disapa Liya ini.
Selain peringatan HUT Kemerdekaan, Harita Nickel juga telah memberikan kontribusi untuk masyarakat di sekitar. Salah satunya yaitu melalui School Development Program (SDP) yang dilaksanakan perusahaan dalam rangka pengentasan pendidikan di Desa Kawasi. SDP adalah paket program yang menitikberatkan pada peningkatan kapasitas sekolah dalam berbagai aspek pengembangan yang dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Bentuk kegiatan SDP ini tidak hanya terbatas pada pelatihan-pelatihan, tetapi juga pendampingan intensif yang nantinya akan membentuk budaya positif sekolah.
“SDP ini merupakan program yang dilakukan perusahaan bekerja sama dengan ProVisi Education, sebuah konsultan pendidikan yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Program ini memiliki konsep pendampingan yang tidak hanya akan menyasar langsung pihak sekolah tetapi juga memaksimalkan kerja sama sekolah dengan pemangku kepentingan terkait, masyarakat, profesional, media dan pihak lainnya,” ujar Liya.
Tujuan dari SDP adalah untuk meningkatkan kapasitas tenaga pengajar dan siswa, meningkatkan capaian literasi sekolah, dan membangun kepedulian masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Manfaat program ini secara langsung ialah secara konkret dan signifikan akan meningkatkan mutu pendidikan di tiga sekolah dampingan. Kemudian, akan membantu meningkatkan proses dan mutu pembelajaran sehingga sekolah dapat menghasilkan mutu lulusan yang tinggi.
“Melalui SDP, perusahaan ingin menunjukkan kepada masyarakat tentang kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi terhadap pengembangan SDM, baik untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang,” kata Liya.
Selain pendidikan langsung di masyarakat, perusahaan juga memberikan beasiswa Perguruan Tinggi, baik untuk Sarjana maupun Pascasarjana kepada 27 anak-anak muda di Indonesia sejak tahun 2007.
Sementara itu, Liya menambahkan, perusahaan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk masyarakat di sekitar, khususnya masalah pendidikan. Karena bagi perusahaan, pendidikan merupakan hal yang penting untuk mencetak generasi penerus bangsa yang terbaik.
“Dari program pendidikan ini kami berharap anak-anak di Desa Kawasi khususnya dan anak-anak di Indonesia umumnya dapat menjadi generasi yang cerdas. Karena merekalah yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Oleh karena itu, program pendidikan ini merupakan program yang kami utamakan,sebagai bakti kami untuk negeri,” kata Liya.