KBRN, Halsel: Harita Nickel bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate mendukung upaya pelestarian dan rehabilitasi hutan mangrove di sejumlah lokasi di Kabupaten Halmahera Selatan.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui kegiatan sosialisasi dan rehabilitasi hutan mangrove di Desa Awanggo, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Rabu (10/8/2022).
Kegiatan sosialisasi dan penanaman mangrove dengan tajuk ‘Lestarikan Alam demi Keberlanjutan Peradaban’.
Kegiatan penanaman mangrove yang dilakukan tersebut, bertepatan dengan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada 10 Agustus 2022 dengaman menanam 39 ribu bibit mangrove yang dihadiri Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada dan Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan, Dekan FPIK Unkhair serta sejumlah pejabat anggota Forkopimdab setempat.
Restorasi hutan mangrove di kawasan pesisir pantai desa-desa di Halsel menjadi salah satu program rutin yang dilakukan oleh Harita Nickel bekerja sama dengan Unkhair Ternate. Kegiatan ini secara aktif melibatkan para kepala desa dan warga yang tinggal di sekitar area pesisir pantai untuk membangun ekosistem mangrove yang baik.
Harita Nickel dan Unkhair juga turut membentuk Kelompok Peduli Mangrove di masing-masing desa yang akan memegang peranan dalam proses pemeliharaan, pengawasan dan pengelolaan hutan mangrove ke depannya.
Penanaman bibit mangrove dilakukan di sekitar pesisir Desa Belang-Belang dan Desa Awanggo yang dianggap rentan terjadi pengikisan tanah.
Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada, Donald J. Hermanus menyatakan Harita Nickel memandang rehabilitasi hutan mangrove sangat penting untuk dilakukan, mengingat mangrove mampu menyerap CO2 dan berkontribusi besar dalam peningkatan biodiversitas biota laut.
Kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap lingkungan ini pula yang menggerakkan Harita Nickel untuk bekerjasama dengan FPIK Unkhair Ternate.
“Sejak tahun lalu bersama Unkhair, kami telah menanam lebih dari 8 ribu bibit mangrove di lahan seluas 6,5 hektare, di Desa Soligi, Kecamatan Obi, Halsel. Tahun ini kami kembali menunjukkan komitmen dalam menjaga ekosistem pesisir dengan melakukan rehabilitasi hutan mangrove di beberapa lokasi,” kata Donald.
Donald menjelaskan, tahun ini kegiatan rehabilitasi hutan mangrove dilakukan di empat desa, yaitu Desa Guruapin di Kecamatan Kayoa, Desa Belang-Belang dan Desa Awanggo di Kecamatan Bacan dan Desa Soligi di Pulau Obi. Total bibit mangrove yang ditanam tahun ini lebih dari 39 ribu bibit. “Sehingga dalam dua tahun ini Harita Nickel dan Unkhair menargetkan untuk merehabilitasi hutan mangrove di Halmahera Selatan dengan menanam lebih dari 47 ribu bibit di lahan seluas 20 hektare,” kata Donald.
Sementara itu, Bupati Halmahera Selatan, Usman Sidik menyampaikan apresiasinya terhadap peran Harita Nickel dan FPIK Unkhair yang secara aktif melakukan sosialisasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar terhadap pentingnya peran mangrove bagi lingkungan di pesisir pantai.
“Kami patut berterima kasih dan memberikan apresiasi yang besar kepada Harita karena telah membantu pemerintah secara nasional bukan hanya hanya pemrintah daerah, dalam hal sosialisasi rehabilitasi mangrove ini, karena mangrove ini sangat penting bagi kehidupan kita ke depan,” kata Usman.
Orang nomor satu di Halsel juga mengapresiasi inisiatif Harita yang melakukan rehabilitasi mangrove tidak hanya di wilayah operasionalnya di Pulau Obi saja, tapi juga di sejumlah lokasi di Halmahera Selatan.
“Sungguh luar biasa, Harita bahkan membentuk kelompok peduli mangrove dan membiayai dalam hal penanaman serta pengawasan tumbuh kembangnya mangrove ini, dan dampak terhadap masyarakat sungguh luar biasa,” kata Usman.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unkhair, M Janib Achmad menyatakan rehabilitasi hutan mangrove berbasis masyarakat dan pemberdayaan masyarakat pesisir merupakan salah satu solusi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove di wilayah pesisir.
Menurut Janib mangrove memiliki banyak manfaat bagi lingkungan di sekitar pesisir pantai.
“Satu helai daun mangrove bisa 5 hingga 7 kali menarik karbon biru dibanding daun biasa dan di sisi lain mangrove juga menjadi tempat berlindung dan berkembang biaknya biota-biota laut yang ada di sekitar pesisir pantai,” kata Janib.
“Kegiatan rehabilitasi hutan mangrove seperodiharapkan dapat memberikan sumber penghidupan bagi masyarakat melalui kekayaan biota laut yang semakin terjaga,” tambahnya mengakhiri.
Sumber: RRI