Maluku Utara Sumbang 30 Persen dari Cadangan Nikel Nasional

Maluku Utara Sumbang 30 Persen dari Cadangan Nikel Nasional

TRIBUN-TIMUR.COM – Maluku Utara mempunyai cadangan minerba yang luar biasa. Terutama bahan baku untuk baterei yaitu nikel.

Di mana hal ini bisa menarik investor untuk mengelola minerba di Maluku Utara agar menjadi energi di masa depan.

Hal itu dikatakan Direktur Perencanaan Manufaktur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Alma Karma di Launching TribunTernate.com, Kamis (31/3/2022).

“Saat ini, kita dalam masa transisi. Penggunaan energi fosil ke energi yang menggunakan baterei atau nikel. Kita sudah berdiskusi bagaimana mengembangkan industri automotif yakni mobil listrik dan baterei. Dan ini sangat terkait dengan kesiapan kita menyiapkan bahan bakunya,”ucapnya.

Dikatakan, bahan baku utama mobil listrik 30 persennya ialah baterei atau nikel. Berbeda dengan kendaraan konvensional atau kendaraan yang menggunakan bensin.

Alma mengatakan Indonesia penghasil nikel terbesar di dunia.

“Kita mempunyai cadangan nikel yang luar biasa. Yakni 4,5 miliar ton. Atau 72 juta ton logam nikel. Ini setara dengan 50 persen dari total cadangan nikel dunia,” bebernya.

Di mana Maluku Utara menyumbang 30 persen dari cadangan nikel nasional.

“Maluku Utara mempunyai posisi yang sangat penting ke depannya. Sebagai sumber untuk pemasok bahan baku nikel,” terangnya.

Ia mengatakan, saat ini investor sudah banyak yang tertarik. Nantinya akan ada investor yang langsung membuat batereinya.

“Nantinya juga akan dibangun industri-industri baterei di Indonesia. Yang tidak saja hanya mensuplai kebutuhan baterei lokal, tetapi juga diekspor,” tuturnya.

Lebih lanjut, Alma juga memaparkan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri di Maluku Utara selama 5 tahun terakhir.

“Lima tahun terakhir, realisasi PMA di Maluku Utara mencapai Total USD 7,3 miliar. (4 persen dari total investasi nasional) dan menduduki peringkat delapan dari 34 provinsi,” ungkapnya.

Sementara PMDN di Maluku Utara memang baru mencapai 7,4 triliun (0,4 persen dari total investasi nasional dan menduduki peringkat 30 dari 34 provinsi.

Diakuinya, perkembangan PMA, sektor sekunder menjadi primadona dalam 5 tahun terakhir.

Berdasarkan sektor, Kontribusi sektor industri logam dasar adalah 77 persen di ikuti pertambangan 15 persen.

Untuk Perumahan, kawasan industri dan perkantoran 4 persen dan  listrik, gas, dan air 3 persen.

“Tidak seperti pertumbuhan massif pada sektor industri logam, sektor lainnya relatif stagnan,” ujarnya.

Sementara perkembangan PMDN, sektor sekunder masih dominan dalam struktur PMDN di Maluku Utara.

Kontribusi sektor industry logam dasar sebesar 45 persen.

Pertambangan 18 persen, listrik, gas, dan air 15 persen dan perumahan, kawasan industri dan perkantoran 10 persen.

“Hal ini karena terkendala pandemi Covid-19. Sehingga realisasi investasi di sektor industri logam mengalami penurunan pada tahun 2019,” jelasnya.

Namun, Alma mengatakan pihaknya terus mendorong potensi nikel di Maluku Utara. Karena potensinya sangat luar biasa.

“Potensi nikel di Maluku Utara sangat luar biasa. Kami akan terus mendorong sehingga investor lebih banyak lagi yang masuk,” imbuhnya.

Sumber: Tribun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *