Sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju melakukan rapat koordinasi Pengembangan Wilayah dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Maluku Utara kemarin, Rabu (02/06/2021) secara virtual. Tujuannya, agar ekonomi bisa terangkat, di antaranya melalui infrastruktur.
Hadir dalam rakor ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Trenggono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba.
Salah satu pembahasan yakni mengenai Program Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Teluk Weda dan Kawasan Industri Pulau Obi. Kawasan Industri Teluk Weda dibangun di lahan seluas 8.000 hektar dan pada 2022 nanti melibatkan 19.300 orang sebagai upaya program padat karya. Di sisi lain, Kawasan Industri Pulau Obi memiliki luas 12.000 hektar dan saat ini sudah menggunakan tenaga 9.800 pekerja.
Sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju melakukan rapat koordinasi Pengembangan Wilayah dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Maluku Utara kemarin, Rabu (02/06/2021) secara virtual. Tujuannya, agar ekonomi bisa terangkat, di antaranya melalui infrastruktur.
Hadir dalam rakor ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Trenggono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba.
Salah satu pembahasan yakni mengenai Program Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Teluk Weda dan Kawasan Industri Pulau Obi. Kawasan Industri Teluk Weda dibangun di lahan seluas 8.000 hektar dan pada 2022 nanti melibatkan 19.300 orang sebagai upaya program padat karya. Di sisi lain, Kawasan Industri Pulau Obi memiliki luas 12.000 hektar dan saat ini sudah menggunakan tenaga 9.800 pekerja.
“Kedua kawasan ini mengolah dan memproduksi besi, nikel, dan prekursor baterai listrik dan diperkirakan nantinya nilai investasinya bisa sampai US$ 23 miliar,” ujar Luhut dalam keterangan resmi.
Selain itu, perkembangan proyek Tol Laut yang melalui trayek di Maluku Utara juga menjadi pembahasan. Sejauh ini, trayek H-2 sepanjang 2.149 kilo meter (km), trayek T-10 sepanjang 2.940 km, dan trayek T-15 sepanjang 2.607 km sedang dalam proses pengerjaan. Muatan balik pada Trayek T-10 dan T-15 masing-masingnya sebesar 51% dan 76%, sedangkan trayek H-2 masih membutuhkan konsolidasi.
“Kita akan lakukan tactical floor game untuk tuntaskan ini,” tegas Luhut.
Beberapa pembahasan tersebut juga bisa mengarah pada pariwisatanya. Karena itu, jalur perhubungan jadi salah satu bagian penting.
“Kalau soal transportasi, saya rasa sudah baik. Morotai sudah punya bandara peninggalan Jepang dan secara proaktif sudah memanfaatkan Tol Laut secara optimal,” sebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesodibjo menyebutkan bahwa nantinya Morotai akan dijadikan sebagai lokasi wisata yang ramah lingkungan dengan amenitas yang tahan gempa.
Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba menyatakan bahwa Morotai termasuk dalam 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang dalam pengembangannya akan difasilitasi untuk meningkatkan kontribusi nilai tambah dan devisa pariwisata.
“Untuk mewujudkannya, kami masih perlu mengembangkan akomodasi, yacht marina, pusat edukasi dan pelatihan pariwisata, serta fasilitas water sports (olahraga air),” ujar Abdul.
Sumber: CNBC Indonesia